"Tornado" Rancaekek Peringatan kepada Manusia

 



Oleh Reka Nurul Purnama, S.Pd.

Pendidik Generasi


Pemilu sudah berlalu, diikuti setelahnya kenaikan harga beras yang meroket tinggi, rakyat semakin menjerit setelah pesta demokrasi itu. Tepat seminggu setelah pemilu, peringatan itu terjadi, yaitu tragedi "tornado" pertama yang meluluhlantakan kabupaten Bandung, khususnya daerah industri dan pemukiman Rancaekek-Sumedang, pada hari Rabu, 21 Februari 2024 sekitar jam 4 sore.


KBRN, Bandung: BPBD Kabupaten Bandung mencatat, sedikitnya 350 rumah mengalami kerusakan akibat puting beliung yang melanda kecamatan Rancaekek dan Cicalengka. Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana harian BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama. Uka menjelaskan, selain merusak rumah dan bangunan, puting beliung juga membuat 19 warga harus dirawat di rumah sakit. Hal itu dikarenakan mereka tertimpa material yang terbang dan jatuh tersapu angin. BPBD mencatat 6 pabrik di sekitar lokasi mengalami kerusakan. (media online detik)


Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menyampaikan, anomali cuaca akibat perubahan iklim menjadi penyebab terjadinya tornado pertama di Indonesia. Dia menjelaskan, ada peningkatan suhu di sekitar lokasi ketika fenomena ekstrem itu terjadi, yang menyebabkan konvergensi udara berskala besar. Erma menjelaskan, tornado di Rancaekek, Jawa Barat, itu terjadi setelah adanya konvergensi akibat anomali panas atau peningkatan suhu yang tidak biasa. Berdasarkan data yang dia dapatkan, dari yang sebelumnya suhu di area tersebut ada di angka 27 derajat celcius berubah menjadi 34 celcius. Hal itulah yang kemudian menyebabkan konvergensi udara. (media online republika)


Rancaekek yang terkenal dengan banjirnya, ternyata atas kehendak dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dapat terkena bencana yang diluar prediksi siapapun. Ratusan rumah rusak dan 6 pabrik besar di Rancaekek Jatinangor rusak, pohon tumbang, dan berbagai penampakan yang mengerikan saat angin tornado itu menyapu wilayah Rancaekek dan sekitarnya.


Seperti yang disampaikan musisi Ebit dalam lagunya Berita Kepada Kawan, menyampaikan pesan yang begitu dalam pada liriknya.

Barangkali di sana ada jawabnya,

mengapa di negeriku terjadi bencana

mungkin Tuhan sudah bosan melihat tingkah kita,

yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa.


Pemilu sudah berlalu menyisakan berbagai penampakan kecurangan dan suap menyuap antara rakyat dengan calon penguasa, yang bahkan hal tersebut dianggap sudah lumrah dan biasa. Belum lagi berbagai kemaksiatan yang sering terdengar dan terlihat di depan mata, tanpa pelakunya merasa takut pada azab Tuhannya. Pun masyarakatnya hanya diam melihat kemaksiatan. Perzinahan sudah merajalela, korupsi sudah menjadi gaya hidup, riba sudah merebak, pembunuhan sudah sering terjadi, pencurian yang tidak pernah jera, minuman keras (khamr) yang beredar tanpa ada yang menghentikan, semua adalah kemaksiatan yang nampak di depan mata. Semua itu karena tidak diterapkannya aturan-aturan Sang Pencipta.


Bencana atau tragedi yang terjadi adalah peringatan keras kepada manusia, agar kembali menuju ketaatan kepada Allah Swt. tanpa tapi tanpa nanti. Allah sudah menunjukan kekuasaan dan kekuatannya tiada yang menandingi. Kalaulah manusia bisa membuat rumah selama berbulan bulan lamanya, Allah bisa menghancurkan rumah-rumah dalam hitungan menit saja. LAA haula walaa quwwata Illa Billah. Manusia tidak ada pilihan lain selain taat kepada aturan Allah dan mengikuti Sunnah Rasulullah.


Wallahu'alam bissawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post