Tragedi Gagal Ginjal Akut, Dimana Peran Negara?


Oleh Hasna Fauziyyah Kh
Pegawai Swasta

Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan sampai 18 tahun baru baru ini mengalami peningkatan hingga berujung pada kematian. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin,  mengungkap ada 241 anak yang terkena gagal ginjal akut misterius di Indonesia.  (cnbcindonesia.com, 21/10/2022).
Total pasien yang meninggal tercatat 133 kasus yang ditemukan di 22 provinsi. Tren peningkatan kasus melonjak sejak Agustus 2022. Tingkat kematian telah mencapai 55% dan mirisnya kasus gagal ginjal ini banyak di dominasi anak usia 1-5 tahun. 

Seiring dengan peningkatan tersebut, Kemenkes meminta orang tua untuk tidak panik, tenang namun selalu waspada. Terutama apabila anak mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut seperti diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk serta jumlah air seni semakin sedikit, bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali. Sampai saat ini kasus gagal ginjal akut pada anak belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun ada banyak faktor yang memungkinkan. 

Dikutip dari nasional.tempo.co, Kemenkes menyatakan 75% karena senyawa kimia kandungan polyethylene glycol. Kandungan itu, kata Budi bisa menimbulkan senyawa berbahaya seperti ethylene glycol (EG) dan diethylene glycol (DEG). Kandungan EG dan DEG itu diduga masuk ke tubuh anak melalui berbagai obat sirup. Kemenkes sejauh ini telah berhasil mengidentifikasi 91 obat sirup yang dikonsumsi anak-anak tersebut sebelum dinyatakan mengalami gangguan ginjal akut. Selain kandungan polyethylene glycol, sejumlah faktor pemicu lainnya adalah daya tahan tubuh anak yang rentan. Pasalnya, tidak semua mengonsumsi obat sirup.
 
Persoalan kesehatan anak bukanlah permasalahan baru di negeri ini. Persoalan kesehatan anak seperti stunting dan kurang gizi, hingga hari ini belum mendapatkan solusi tuntas. Kematian anak melalui fenomena gagal ginjal akut seharusnya menyadarkan penguasa dan masyarakat bahwa ada kesalahan dalam tata kelola kesehatan di negeri ini. Sebab, kesehatan sangat erat kaitannya dengan lingkungan yang bersih, makanan yang bergizi, edukasi tentang pola hidup sehat, hingga perlindungan ketat oleh negara dari penyakit menular. 

Namun, penanganan kasus gagal ginjal akut kali ini sangat lamban. Pasalnya sistem kesehatan di bawah pengelolaan kapitalisme adalah objek komersialisasi yang bisa diperdagangkan. Sistem kapitalisme telah melahirkan kebijakan yang hanya berputar pada persoalan uang, bisnis dan keuntungan. Setiap tahun subsidi kesehatan terus dikurangi. Negara hadir bukan sebagai pengurus rakyat, tetapi regulator yang memuluskan bisnis para korporasi termasuk dalam bidang kesehatan tak heran jika kasus gagal ginjal ini sangat lamban ditangani hingga menelan ratusan nyawa anak-anak. Oleh karena itu perwujudan kesehatan anak tidak akan pernah terwujud dalam sistem kapitalisme seperti saat ini. 

Berbeda dengan Islam, anak bukan aset masa depan, tetapi bagian dari masyarakat yang wajib dipenuhi kebutuhannya. Dengan pemahaman itu, negara akan menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai dengan biaya murah bahkan gratis, pemenuhan gizi yang tercukupi, hingga pemberian pendidikan yang merata. Sistem ekonomi baitulmal dalam negara Islam, akan memberikan uang untuk mencukupi segala kebutuhan rakyat. Kekayaan negara di baitulmal diperoleh dari jizyah, kharaj, ghanimah, fa’i, pengelolaan SDA dan lain-lain. Semua pendapatan itu bersifat tetap dan besar sehingga memampukan negara memberikan pelayanan kesehatan secara memadai dan berkualitas. Semua bentuk pelayanan yang dilakukan negara bukan untuk mencari keuntungan, tetapi semata-mata untuk mengurusi kebutuhan seluruh masyarakat yang menjadi warga negara khilafah. 

Atas dasar inilah seorang khalifah diwajibkan menerapkan seluruh syariat Islam secara kafah, termasuk dalam bidang kesehatan. Sebab fungsi dari syariat adalah “hifdzun nafs” atau menjaga jiwa manusia. Jika terjadi fenomena penyakit dan kematian yang misterius, maka khalifah akan bertindak. Negara akan segera melakukan penelitian tentang standar pengobatan terbaik bagi kesembuhan dan keselamatan jiwa pasien. Inilah sistem terbaik yang menjamin terpeliharanya jiwa manusia dan terjaminnya seluruh kebutuhan masyarakat.

Wallahualam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post