Oleh Dadik Trisatya, S.Pd.
(Guru sejarah SMAN 1 Karang Bintang)
Sumpah pemuda memang telah berlalu selama sembilan puluh empat tahun lamanya. Namun api semangat sumpah pemuda tidak boleh padam meskipun hanya sekejap. Sebab energinya telah menjadikan bangsa ini tetap berdaulat hingga sekarang.
Untuk merawat semangat tersebut tentu tidaklah mudah, sebab tantangan pemuda era pergerakan nasional dengan sekarang tentu tidak sama. Jika kita bandingkan dengan generasi era sumpah pemuda (Pergerakan Nasional) sangat jauh berbeda. Generasi muda saat itu hidup dalam masa kolonialisme sehingga kesadaran anti penjajahan dan semangat berjuang untuk merdeka telah tumbuh secara alami. Namun saat ini bangsa ini telah merdeka selama 77 tahun, dan generasi saat ini tidak merasakan pedihnya penjajahan.
Jika hal ini tidak disikapi dengan benar dan waspada maka generasi muda saat ini bisa kehilangan jati diri bangsa. Oleh karena itu kesadaran sejarah akan peranan dan perjuangan pemuda dalam membangun bangsa harus dirawat dan dikobarkan sepanjang masa.
Jika menilik sejarah kongres pemuda II yang dipelopori oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), akan kita dapatkan fakta bahwa mereka masih pelajar tetapi memiliki wawasan, gagasan, dan cita-cita besar untuk membebaskan negerinya dari kolonialisme.
Mereka sadar negeri yang terdiri dari ribuan pulau dan ratusan suku dengan keragaman bahasa dan budayanya, ini harus disatukan, jika tidak maka akan mudah untuk dipecah belah. Oleh karena itu mereka menyatukan visi dengan cara menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di samping bahasa daerah masing-masing, padadal bahasa Jawa saat itu merupakan mayoritas. Namun demi persatuan suku Jawa tidak keberatan. Demikian juga suku-suku lain. Meskipun mereka dari suku yang berbeda tetapi memiki ikatan kolektif sebagai bangsa yaitu bangsa Indonesia.
Begitu juga dengan ribuan pulau yang dipisahkan oleh lautan tidak dijadikan halangan tapi dijadikan perekat dengan kesadaran satu tanah air Indonesia tanpa mengubur identitas kepulauannya. Inilah yang kemudian kita kenal sebagai Sumpah Pemuda. Deklarasi yang merupakan hasil dari Kongres Pemuda II, pada tanggal 28 Oktober 1928.
Jika kita lihat generasi muda saat ini sebenarnya adalah generasi yang penuh inovasi. Generasi aktif dan kreatif, cerdas dan handal dalam teknologi. Namun mereka belum memiliki masa depan yang cerah di negeri sendiri, hanya dijadikan robot ekonomi. Mereka hanya di siapkan untuk jadi pekerja dan keberadaannya hanya diukur dari kepentinga ekonomi saja.
Mereka dijadikan alat penggerak Revolusi Industri 4.0. Diiming-imingi kesuksesan materi dari sisa-sisa korporasi yang menguasai negeri ini. Pada hal kita kaya akan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA). Seharusnya generasi muda disiapkan untuk memimpin bangsa sehingga di masa depan dapat menjadi bangsa yang berdikari dalam mengelola kekayaan alam negeri ini.
Oleh karena itu kita harus mentransformasi kembali spirit dan karakter ideal generasi muda permata bangsa sebagaimana spirit yang mengawali lahirnya sumpah pemuda. Untuk mewujudkan semua itu, setidaknya generasi muda saat ini harus memiliki tiga karakteristik berikut ini.
Pertama, generasi muda menjadi agent of change. Jereka harus menjadi generasi yang mampu membawa perubahan. Sebab baik- buruknya masa depan bangsa ada di tangan mereka. Mereka yang akan menjadi pewaris negeri ini, yang kelak akan menahkodai Indonesia di masa depan. Berjuang di tengah gelombang persaingan global.
Kedua, social control. Generasi muda harus memiliki kepekaan sosial, mereka harus mampu melihat kondisi masyarakat Indonesia, dari berbagai sisi kehidupan. Baik politik, ekonomi, sosial dan budayanya. Karena saat ini hampir dari semua sisi ini kita terjajah oleh asing. Dengan begitu akan timbul pergolakan batin dalam jiwa generasi muda, yang akan berkembang menjadi energi yang mendorong keinginan untuk melakukan perubahan dan keluar dari zona nyaman.
Ketiga, terdidik dan berwawasan. Tidak bisa dimungkiri mereka adalah generasi yang harus tumbuh dan berkembang dengan pendidikan. Ketika generasi muda terdidik maka mereka akan tumbuh menjadi generasi yang pintar dan cerdas, sehingga bangsa Indonesia akanenjadi bangsa yang bermartabat. Sebab bangsa yang pendidikanya tertinggal akan dijajah oleh bangsa lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu jangan sampai ada generasi muda yang tidak mendapat akses untuk mendapat pendidikan.
Dengan memiliki karakter tersebut diharapkan mereka dapat menjaga dan menghadapi tantangan masa depan. Karena meskipun negara kita sangat kaya akan sumber daya alam (SDA), namun jika generasi muda tidak disiapkan sebaik mungkin, maka akan menjadi penonton di negeri sendiri. Karena kalah bersaing dengan bangsa lain.
Mereka akan hanya akan menjadi pekerja bukan pemilik. Sebab perusahaan asing yang akan mengekploitasi kekayaan negeri ini, karena ketidakmampuan kita dalam mengelola.
Dengan melahirkan generasi muda yang tangguh diharapkan mampu melahirkan pemimpin masa depan yang dapat membawa negeri kita berdaulat sepenuhnya. Membawa bangsa ini sehingga bisa berdiri tegak di kancah dunia.
Wallahu a'lam bishawwab
Post a Comment